Senin, 02 April 2012

Oscilloscope

1. PENGENALAN OSCILLOSCOPE
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.

Apa Saja yang dapat diukur dengan Osiloskop?
Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop :
* Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
    * Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
    * Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
    * Membedakan arus AC dengan arus DC.
    * Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

SETTING DEFAULT OSCILLOSCOPE
    Tombol Umum:
    On/Off : Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope
    Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.
    Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
    Focus : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
    Rotation : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
    CAL : Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope

    Tombol di Vertikal Block :
    Position : Untuk mengatur naik turunnya garis.
    V. Mode : Untuk mengatur Channel yg dipakai
    Ch1 : Menggunakan Input Channel1
    Ch2 : menggunakan Input Channel 2
    Alt : (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan Channel 2
    Chop : Menggunakan potongan dari Channel 1 dan Channel2
    Add : Menggunakan penjumlahan dari Ch1 dan Ch2
    Coupling : Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,
    Source : Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau Channel2
    Slope : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan gelombang.
    AC-GND-DC : Pilih AC utk gelombang bolak-balik (peak to peak)
    Pilih DC utk gelombang/tegangan searah DC
    Pilih GND utk menonaktifkan gelombang mis:Utk menentukan posisi awal
    VOLTS/DIV : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu kotak/DIV Vertikal.

    Tombol di Horizontal Block :
    Position : Untuk mengatur posisi horizontal dari garis gelombang.
    TIME/DIV : Untuk megatur skala frekuensi dlm satu kotak/DIV Horizontal.
    X10 MAG : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x lipat.
    Variable : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.
    Trigger Level : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.

    Rumus frekuensi dengan Time(Waktu):
    Frekuensi satuannya Hertz (Hz)
    Time satuannya Detik/Second (s)
    f = 1
    T
    T = 1
    F
    M = mega (1.000.000) 1 MHz >< 1 µS
    K = kilo (1000) 1 KHz >< 1 mS
    m = mili (1/1000) 1 Hz >< 1 S
    µ = mikro (1/1.000.000)
    Setting tombol yang biasa saya gunakan untuk pengukuran frekuensi (Jadi gak perlu milih2 lagi) :
    26 Mhz dan 13 Mhz dan 38,4 Mhz
    Volts/Div : 20m Volt
    Time/Div : Mentok ke kanan
    32 Khz Crystal (Sebelum masuk CCONT)
    Volts/Div : 20mV atau 50mV
    Time/Div : 20 µS (Boleh juga 0,1mS / 50 µS / 10 µS)
    32 Khz Sleep Clock (Sesudah masuk CCONT)
    Volts/Div : 1 Volts
    Time/Div : 20 µ S
    RX I/Q
    Volts/Div : 0,2 Volts
    Time/Div : 1 mS
    SClk (Synthetizer Clock) 3V
    Volts/Div : 1 Volt
    Time/Div : 0,1mS atau bebas.

    COBBA Clock
    Volts/Div : 0,5 Volts
    Time/Div : mentok ke kanan.

3. Kalibrasi Oscilloscope
Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz.



Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal 1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:




Gambar di atas menggunakan probe 1X, dengan ujung probe yang merah dihubungkan ke terminal kalibrasi. Capit buaya yang hitam tidak perlu dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara internal. Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur tombol kontrol VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar yang jelas dengan amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz., seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
Gunakan tombol kontrol posisi vertikal V-pos untuk menggerakkan seluruh gambar dalam arah vertikal dan tombol horizontal H-pos untuk menggerakkan seluruh gambar dalam arah horizontal. Cara ini dilakukan agar letak gambar mudah dilihat dan dibaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar